Gerakan Jatijejer Sehat : Cuci Tangan
Berapa kalikah anda cuci tangan dalam
sehari ? Apakah anda cuci tangan pakai sabun sebelum makan? Apakah anda cuci
tangan pakai sabun sehabis dari toilet? Apakah anda cuci tangan pakai sabun
setelah batuk atau bersin yang mencemari tangan anda ?
Pertanyaan diatas perlu diajukan, karena penulis yakin jawabannya pasti tidak
sesuai dengan apa yang telah disosialisasikan oleh Depkes dan Dinas Kesehatan
di seluruh Indonesia melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pandemi Flu Babi yang melanda dunia,
termasuk Indonesia, mengingatkan kita kembali betapa pentingnya peranan cuci
tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit infeksi. Masalahnya
adalah, apakah pelaksanaan cuci tangan yang sederhana itu sudah menjadi
kebiasaan di masyarakat kita atau belum. Padahal, sejak dulu kala, nenek moyang
kita sudah mengajarkan kepada anak dan cucunya supaya menjaga kebersihan diri.
Salah satunya adalah dengan melakukan cuci tangan dengan air bersih sebelum
makan dan tentunya juga sesudahnya. Tetapi metode sederhana ini, belum disertai
dengan sabun sebagai zat pembersih yang mangandung deterjen dan air yang
mengalir/kran. Di masa tempo dulu, sabun masih merupakan barang mahal. Sabun
disini bisa berupa sabun cuci batangan, sabun mandi, sabun cair, sabun colek,
atau serbuk deterjen. Tentunya untuk cuci tangan yang baik dianjurkan
menggunakan sabun mandi atau sabun cair. Saat ini sudah tersedia sabun anti
septik yang khusus dibuat untuk cuci tangan untuk petugas medis di sarana
pelayanan kesehatan.
Tangan dan Penyakit
Tangan, terutama bagian telapak tangan dan
jari-jari, adalah bagian dari tubuh kita yang paling sering bersentuhan dengan
benda-benda sekitar kita. Sehingga tangan menjadi tempat melekatnya kuman atau
sebagai media perpindahan kuman dari satu tempat ke tempat yang lain. Tangan
juga adalah bagian dari tubuh manusia yang paling sering berhubungan dengan
mulut dan hidung secara langsung, sehingga tangan menjadi salah satu penghantar
utama masuknya kuman/mikroorganisme penyebab penyakit ke dalam tubuh manusia.
Mulut dan hidung adalah pintu masuk kuman kedalam tubuh. Mulut, menjadi pintu
masuk kuman ke dalam saluran pencernaan, sedangakan hidung menjadi pintu masuk
kuman kedalam saluran pernafasan. Apabila tangan manusia menyentuh tinja/feses,
akan terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang
dapat menimbulkan penyakit. Cuci tangan pakai sabun, hingga saat ini
masih belum merupakan kegiatan rutin di kalangan masyarakat, bahkan di kalangan
personil kesehatan sendiri, apalagi di kalangan anak-anak. Sehingga kegiatan
ini dianggap suatu hal yang perlu digerakkan secara program dengan melibatkan
banyak pihak, dan sudah dilakukan secara seremonial untuk menggaungkan kembali
pentingnya cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu kegiatan yang harus
menjadi kebiasaan, bahkan membudaya di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri
yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran
cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti Influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci
tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk
melakukannya dengan benar pada saat yang penting. Maka wajarlah Negara Amerika
melalui United States Agency for International Development (USAID) dengan
programnya Environmental Service Program (ESP) dan beberapa elemen lainnya
melakukan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia melakukan program kegiatan
”Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun”.
Cuci Tangan Yang Benar
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka
mencuci tangan haruslah dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran
air ataupun disiramkan dengan gayung, menggunakan sabun yang standard, dan
setelah itu dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih atau menggunakan
kertas tisu. Tangan yang telah dibasahi dengan air mengalir ini kemudian
digosokkan dengan sabun secara merata sampai ke sela-sela jari tangan dengan
gerakan-gerakan memutar, dengan durasi sekitar 30 detik. Baru kemudian dibilas
kembali dengan air yang mengalir sampai busa sabunnya hilang, setelah itu
dikeringkan dengan handuk atau kain lap yang bersih, atau dengan tissu kering.
Untuk melakukan program cuci tangan dengan sabun, ketersediaan air dan sabun untuk
mencuci sebenarnya bukan menjadi masalah, tapi yang justru menjadi hambatan
adalah faktor kebiasaan masyarakat.
Saat Mencuci Tangan
Ada 5 saat penting untuk melakukan cuci tangan
pakai sabun, yaitu : sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil
di toilet, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki bayi/anak, dan sebelum
menyiapkan makanan. Disaat merebaknya infeksi Influenza, termasuk Flu Babi,
dianjurkan pula mencuci tangan setelah tangan terkontaminasi ketika batuk atau
bersin. Bagi petugas kesehatan ada lagi saat penting, yaitu sebelum dan sesudah
memeriksa pasien, sebelum dan sesudah mengenakan sarung tangan untuk melakukan
tindakan medis. Didalam ajaran agama Islam, ditambahkan satu saat lagi, ketika
bangun dari tidur. Apakah kita dan keluarga kita sudah melaksanakan kegiatan
sederhana dan penting ini ?. Jawabnya yang pasti : BELUM...!. Kenapa ?. Karena
belum menjadi kebiasaan hidup dan belum menjadi kebutuhan hidup, dan merasa
tidak penting untuk kehidupan.
Manfaat Cuci Tangan
Diatas telah disebutkan bahwa tangan manusia merupakan tempat berdiamnya
beraneka ragam kuman, seperti virus, bakteri, dan bisa juga jamur dan sering
bersentuhan dengan bahan/benda disekitar kita yang mengandung kuman, seperti
tinja, urine, tanah, air, dan sebagainya. Tangan juga yang memegang makanan
yang akan kita makan. Hasil penelitian membuktikan bahwa, dengan melakukan cuci
tangan pakai sabun dengan bahan dan cara yang benar, dan saat yang tepat, akan
menurunkan angka kejadian diare sebesar 47% dan angka kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) sebesar 30%. Data WHO menunjukkan penyebab kematian
terbesar bagi bayi dan balita di dunia adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut, termasuk Flu) dan diare. Cuci tangan pakai sabun bisa melepaskan kuman
penyebab infeksi dengan murah dan mudah, sehingga dianggap sebagai salah satu
cara efektif mencegah terjadinya penyakit. Bagi Indonesia, cuci tangan pakai
sabun ini bisa menurunkan angka kematian bayi dan balita, yang saat ini masih
tergolong tinggi.
Sarana Cuci Tangan
Sarana cuci tangan bisa dibuat dari yang sangat baik, berupa wastafel dengan
kran yang agak tinggi, dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering handuk
ataupun tisu, sampai yang paling sederhana dengan menggunakan jeregen atau
kaleng bekas yang diberi kran plastik sederhana yang bisa dibuat dimana saja,
seperti di rumah, restoran, rumah makan, warung-warung, di ladang, di
kantor-kantor, sekolah-sekolah, kampus, pasar, penjara, terminal, tempat-tempat
ibadah dan lainnya. Tapi saat ini sudahkan kita melihat sarana cuci tangan
pakai sabun di tempat-tempat tersebut ?. Sebagian memang sudah ada sarana
tersebut seperti di restoran dan kantor-kantor tertentu. Sudahkan ada upaya
pemerintah maupun swasta yang nyata untuk mewujudkan sarana cuci tangan bagi
masyarakat luas ?. Kalau belum, kapan lagi ? Padahal, dengan upaya pencegahan yang
sangat sederhana ini, kita sudah dapat menurunkan jumlah kasus penyakit infeksi
menular yang relatif tinggi di Negara kita ini. Kalau begitu, menjadi tanggung
jawab kita bersama untuk melindungi diri kita, anak kita, keluarga kita, murid
kita, karyawan kita dan masyarakat kita. Mari kita sosialisasikan gerakan cuci
tangan pakai sabun dengan menyediakan sarananya.